Apa yang dimaksud dengan Sex-cessful Mariage? Ini sebenarnya plesetan dari kata succesfull marriage atau keberhasilan pernikahan. Tahukah Anda, bahwa sex yang teratur dalam koridor pernikahan akan melindungi Anda dan juga pasangan dari godaan tindakan amoral seperti pornografi dan perselingkuhan? Hal ini benar, meskipun Anda mungkin sedikit terkejut.
Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus menjawab pertanyaan para pemimpin Korintus tentang permasalahan sex dan pernikahan. Dalam 1 Korintus 7:1-5, Paulus memberikan perintah yang mendasar tentang hubungan pria dan wanita dalam pernikahan.
Jika Anda membaca pasal 7 ayat 1 terjemahan lama dikatakan seperti ini, “Menjawab segala pertanyaan di dalam suratmu itu, maka baiklah laki-laki jangan menyentuh perempuan.” Pada terjemahan yang baru dikatakan “tidak kawin”. Perlu Anda mengerti bahwa baik Tuhan maupun Rasul Paulus tidak pernah anti pernikahan. Ayat tersebut pun tidak mengarah pada kehidupan selibat.
Seperti yang dikatakan Paulus, “Menjawab segala pertanyaan di dalam suratmu”, Paulus di dalam surat ini menjawab pertanyaat jemaat Korintus yang saat itu memiliki kepercayaan bahwa kehidupan rohani lebih penting daripada kehidupan jasmani, jadi tidak perlu hubungan badan. Namun pendapat ini tidak benar, sebab itu Paulus mengawali dengan baiklah laki-laki jangan menyentuh perempuan, namun ia mengingatkan bahwa manusia terutama laki-laki akan menghadapi ancaman bahaya jika melakukan itu, yaitu percabulan atau perzinahan. Untuk itu Paulus menyarankan agar setiap laki-laki mempunyai istri sendiri demikian juga setiap wanita memiliki suami sendiri. Dengan kata lain Paulus mengerti benar bahwa manusia harus memiliki keseimbangan, harus memiliki kehidupan rohani dan juga jasmani.
Paulus kembali melanjutkan dengan menasihatkan, “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.” (ayat 3). Apa artinya memenuhi kewajibannya? Paulus memulai dari para suami, karena suami adalah seorang pemimpin, jadi ia harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan istrinya. Hal ini tidak hanya pada kebutuhan materi sandang, pangan, papan saja. Namun juga termasuk kebutuhan seksual dan kebutuhan rohani.
Masalah dalam kehidupan seksual suami-istri biasanya terjadi karena tidak ada komunikasi yang baik diantara keduanya. Untuk itu seorang suami sangat perlu mempelajar cara berkomunikasi dengan istrinya. Seringkali suami hanya menuntut istri untuk memenuhi kewajibannya melayani sang istri, tetapi tidak pernah mengkomunikasikannya dengan baik. Ketika istri menolak, suami menganggapnya sebagai penolakan secara personal atau tidak menghargai dirinya. Pada hal ada sesuatu yang lain di benak istrinya yang mungkin menjadi sebuah pergumulan tersendiri. Namun karena tidak ada komunikasi, maka kondisi menjadi semakin buruk seperti lari kepada pornografi atau wanita lain atau bahkan melakukan pemaksaan kepada sang istri.
Untuk itu ingat nasihat Paulus di ayat ke 4 dan 5, “Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.”
Keberhasilan hubungan seksual dalam kehidupan rumah tangga Anda ditentukan oleh komunikasi yang baik. Ingatlah bahwa Anda tidak berkuasa atas tubuh Anda sendiri, dalam hal ini artinya bahwa tubuh Anda bukan milik Anda sendiri lagi ketika sudah ada dalam pernikahan. Untuk itu, sebagai satu tubuh yang tidak bisa bergerak sendiri-sendiri dan membutuhkan persetujuan satu sama lain maka hal tersebut perlu dikomunikasikan.
Pesan di ayat 5 juga sangat penting, ingat jangan saling menjauhi, dalam hal ini artinya jangan menolak untuk melakukan kewajiban masing-masing kecuali atas persetujuan satu sama lain. Tidak melakukan sex untuk sementara waktu itu pun hanya untuk satu kondisi yaitu agar memiliki waktu berdoa dengan penuh penyerahan. Selain itu jangan pernah lakukan. Jangan meninggalkan pasangan Anda untuk waktu yang lama (dalam hitungan bulan atau tahun) sekalipun untuk urusan pekerjaan. Mengapa? Karena setan terus mencari kesempatan untuk mencobai Anda dan pasangan sehingga jatuh dalam perangkapnya.
Nah, ingin pernikahan yang bahagia dan langgeng? Ingatlah kata Sex-cessfull ini. Sex adalah factor penting yang menentukan keberhasilan pernikahan Anda.
Sumber : Adaptasi dari Bible.org, Keith Krell | Puji Astuti